Kamis, 19 Januari 2012

Review Pemikiran Niccolò Machiavelli, dan kepemimpinan Seoharto (1967-1998)

            Oleh: Fanny Gunawan

Niccolò Machiavelli seorang pakar teori politik Itali yang mencoba mengeksiskan dirinya ke panggung politik melalui surat-surat yang di tuliskannya kepada penguasa di zaman nya yakni; nicolo de medici (seorang penguasa Florence) hingga akhirnya menjadi bumerang di kemudian hari.  Karya hebatnya yang masih terkenang sepanjang masa ialah buku The Prince (Sang Penguasa) yang ditulis Machiavelli tahun 1513, menyatakan bahwa semua pemimpin harus menggunakan penipuan dan akal licik, untuk mencapai tujuan mereka (Trijaji, 5, 2008).


Konon dalam sejarah dunia, ada begitu banyak penguasa yang mengikuti teori kepemimpinan Machiavelli. Seperti Napoleon, Stalin, Hitler, Benito Mussolini, Slobodan Milosevic, Pinochet, hingga Pol Pot merupakan tokoh-tokoh yang mengambil langkah radikal dalam kepemimpinannya dalam bertahan pada tampuk kekuasaannya. Mussolini memuji-muji Machievalli di depan umum sebagai tokoh inspirator  dan memilih subjek thesis untuk memperoleh gelar doktornya, hingga Napoleon sendiri menyimpan buku “The Prince” di bawah bantalnya agar dapat membacanya berulang-ulang (Ibid, 3, 2008).
Teori kepemimpinan yang diusung oleh Machievelli itu merupakan salah satu model kepemimpinan yang banyak digunakan oleh para pemimpin diktator. Bagi penentang teori ini, Machiavelli dianggap sebagai simbol kediktatoran dan kekejaman. Teori kepemimpinan Machievelli cenderung menghalalkan segala cara untuk mempertahankan suatu kekuasaan.
Dengan lain perkataan, seorang pemimpin harus tahu kapan ia harus berperan sebagai singa (Lion), dan bertindak seperti musang (Fox). Perubahan karakter seorang pemimpin itu harus mengikuti keadaan yang juga seorang pemimpin harus memberikan kesan di depan rakyat bahwa ia seorang yang lembut, pemurah, bahkan pro agama. Namun ia pun dapat berbuat jahat dan mengabaikan rasa sayang dan moral jika diperlukan. Ia juga membenarkan sistem pemerintahan yang dijalankan penguasa bertangan besi, yang menolak pertimbangan moral dalam hal politik praktis. Oleh karena itu, tak heran jika para Machiavellis, terutama para penguasa yang menjalankan prinsip Machiavelli ini dianggap sebagai individu dan kumpulan manusia yang membenarkan dusta, penipuan, penindasan, dan pembunuhan, termasuk pengingkaran sejarah asal stabiliti kekuasaannya mantap dan tidak tergugat.


Machiavelli mengajukan dua pilihan perbincangan, apakah seorang penguasa itu lebih baik dicintai atau dibenci atau ditakuti. Menurutnya penguasa sebaiknya ditakuti dan dicintai, tapi kedua pilihan ini ini tak boleh disandang sekaligus, lebih mudah bagi seorang penguasa adalah ditakuti, kerana bila dia memilih untuk dicintai maka ia harus siap-siap untuk mengorbankan kepentingan demi rakyat yang mencintainya.
            Soeharto sendiri merupakan presiden kedua Republik Indonesia yang memegang tampuk kekuasaan tahun 1968 setelah Partai komunis Indonesia gagal melakukan kudeta di Indonesia.
Bagi rakyat Indonesia sendiri sosok Soeharto merupakan tokoh dan pemimpin yang di cintai sekaligus di benci rakyat nya sebagaimana pemikiran Machiavelli, namun apakah soeharto pernah mempelajari Filsafat yang di bangun Machiavelli atau kepemimpinan nya hasil insting seorang anak petani ??!
Jawaban pasti nya penulis sendiri tidak dapat menyakini, namun tindak tanduk beliau semasa kepemimpinannya dapat kita lihat dan sebagaimana yang telah Machiavelli jelaskan.
Pada awal kepemimpinannya setelah kegagalan PKI untuk kedua kalinya merebut kekuasaan, Soeharto membubarkan PKI dan menurunkan harga-harga barang yang membubung tinggi sebagai upaya menarik dukungan rakyat dan meraih simpati dari para mahasiswa, dimana ketika itu perekonomian Indonesia benar-benar di ambang kehancuran dengan angka inflasi yang meroket, harga-harga barang kebutuhan pokok menjadi mahal dan sulit dijangkau. Disini lah Soeharto sangat menjaga stabilitas harga barang dan bahan bakar minyak stabil dengan harga jual di bawah standar internasional, berbagai subsidi pun dikucurkan meski hasil hutang dan bantuan internasional.


Bagaimana rakyat tidak mencintai soeharto ketika sandang, pangan dan papan tercukupi dan masyarakat terus di konstruksi sebagai kambing yang tidak dapat memilih nasibnya, karena meski semuanya terpenuhi tapi ruh kebebasaan dalam masyarakat hampir tidak di temukan dalam keadaan yang serba terkendali, terkontrol dan terpimpin di era kejayaan soeharto.
Terparah era 1980-an. Ketika itu, ratusan residivis, khususnya di Jakarta dan Jawa Tengah, mati ditembak. Pelakunya tak jelas dan tak pernah tertangkap, karena itu muncul istilah "petrus", penembak misterius di tahun 1983 tercatat 532 orang tewas, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan dan tahun 1984 ada 107 orang tewas, di antaranya 15 orang tewas ditembak. Tahun 1985 tercatat 74 orang tewas, 28 di antaranya tewas ditembak. Para korban Petrus sendiri saat ditemukan masyarakat dalam kondisi tangan dan lehernya terikat. Kebanyakan korban juga dimasukkan ke dalam karung yang ditinggal di pinggir jalan, di depan rumah, dibuang ke sungai, laut, hutan dan kebun. Pola pengambilan para korban kebanyakan diculik oleh orang tak dikenal dan dijemput aparat keamanan (http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3783696 diakses tanggal 08/01/2012).
Petrus dapat dikatakan sebagai suatu usaha gaungan soeharto dalam shock therapy (terapi goncangan) menstabilkan masyarakat dan citra dirinya, karena sedikit kebebasaan di tengah masyarakat akan membuat sadar dan dapat berbalik ke arah merusak kepemimpinann nya, maka dengan strategi petrus ini penulis anggap relevan dalam menjaga stabilitas kepemimpinan soeharto dengan menciptakan rasa takut di tengah masyarakat atau mahasiswa yang menentang akan berfikir dua kali.
Kembali kepada pemikiran awal marchiavelli dimana menurutnya penguasa sebaiknya ditakuti dan dicintai, tapi kedua pilihan ini ini tak boleh disandang sekaligus, lebih mudah bagi seorang penguasa adalah ditakuti agar lebih mudah menggerakan massa, karena bila memilih untuk dicintai maka ia harus siap-siap untuk mengorbankan kepentingan demi rakyat yang mencintainya.
            
 Lanjut era 1990 an masyarakat telah semakin sadar dan lebih dewasa menilai kepemimpinan soeharto, kejatuhan seoharto bukan karena ketidak becusan-nya dalam memimpin negeri ini akan tetapi penulis lebih melihat campur tangan asing dan faktor ekonomi yang terlepas dari kendali pemerintahan soeharto. Runtuh nya perang dingin di era tersebut telah membuat Amerika serikat secara langsung menjadi pemimpin negara-negara, yang bagi Amerika sendiri kepentingan nasionalnya merupakan hal yang sangat utama dan harus di jaga sebisa mungkin, dan ketika kepemimpinan soeharto telah dianggap tidak sepaham dengan Amerika atau bertentangan dengan Amerika tidak salah apabila agen-agen CIA (Central Intelligence Agency) bergerak setelah sebelumnya negara Fhilipina.
Kembali ke awal kepemimpinan Soeharto dan kejatuhan nya terdapat indikasi permainan Amerika serikat di belakangnya bersama IMF (International Monetary Fund). Namun lebih dalam penulis tidak akan membahas peran Amerika serikat dari kejatuhan Soeharto 21 Mei 1998. Penulis menilai tampuk kekuasaan yang dijalankan selama 32 tahun telah sukses soeharto lakukan guna memperkaya diri, keluarga dan kronco-kronco nya. Hanya warisan korupsi, kolusi, nepotisme dan hutang negara yang soeharto tinggalkan. Sangat-sangat menyedihkan.
Namun kembali kepada hakikat kepemimpinan sejati sendiri ?! dari segi mana anda melihat dan tujuan yang ingin anda capai di dalam nya. Penulis menyadari sekecil apapun itu kebaikan pasti hasilnya akan baik, dan sekecil apapun itu kejahatan, hasilnya pasti jahat. Pesan yang harus kita renungkan kembali “janganlah menjadi jahat, atau mencampur-campur kejahatan dan kebaikan. Jadilah kebaikan itu sendiri sebaik-baiknya diri yang bermanfaat bagi sesama, masyarakat dan negara”
           
Kekayaan khazanah

Daftar Pustaka
Machiavelli, Niccolo “The Prince The Famous Analysis of Statemanship and power” Mentor Book 1957 alih bahasa oleh Trijaji, Natalie “Sang Penguasa” Selasar surabaya 2008.
Http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3783696.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar